Korban Overrun Sriwijaya Air di Bandara Sultan Thaha

Berita, feature

Melihat Kondisi Seno, setelah Sebulan Lebih Pascakecelakaan Pesawat Sriwijaya Air

Kaki Kanan Sempat Membusuk, Terhibur Dijenguk Keluarga dari Solo

Kecelakaan pesawat Sriwijaya Air di Bandara Sultan Thaha, 27 Agustus lalu, tak menyita perhatian publik lagi. Bangkai pesawat nahas itu pun telah diangkut dari lokasi kejadian. Tapi tidak bagi Seno, petani yang jadi korban over run pesawat tersebut. Kecelakaan itu menjadi mimpi buruk bagi dia dan keluarganya. Kini Seno masih terbaring di RS Asia Medika. Bagaimana kondisinya?

Rumah papan di RT 10 Kelurahan Pall Merah tersebut tampak tak terawat. Halamannya yang tak luas tampak agak kotor. Pintu dan jendela tertutup rapat. Ucapan salam Jambi Independent tak berbalas oleh empunya rumah. Seorang tetangga menjawab salam koran ini. “Kosong, masih di rumah sakit,” terang pria beraksen Jawa tersebut.

Rumah sederhana itu adalah kediaman Seno dan Pasri. Setelah menjalani operasi amputasi (pemotongan) tangan kanan dan kaki kirinya sebulan lalu, hingga kemarin Seno dan Keluarganya “pindah rumah” ke ruang isolasi besar RS Asia Medika. “Ya, di sini terus,” tutur Pasri, istri Seno, ketika koran ini menyambanginya di RS Asia Medika.

Siang kemarin (7/10) koran ini sengaja menemui Seno. Kondisi bapak satu anak itu cukup memprihatinkan. Terbaring di kasur, tangan kanan dan kaki kiri Seno yang diamputasi masih terlihat belum begitu membaik. Baru tangan kanannya yang kondisinya lebih baik, sedangkan kakinya masih melekat perban. “Masih bengkak,” kata Seno menunjukkan tangan kanannya yang diamputasi.

Selang infus juga masih terpasang di tangan kirinya. Di kaki kanannya terpancang pen. Menurut Pasri, luka di kaki tersebut sempat membusuk. “Untung sekarang sudah tidak,” katanya dengan logat Jawa.

Selain istri, Seno ditemani Rahmat, anaknya yang turut jadi korban. Kelelahan tampak menghiasi wajah Pasri. Tapi ia terlihat cukup tegar. Dari mulutnya mengalir cerita bagaimana keadaan suaminya saat ini. “Ya, agak kurusan dibanding sebelumnya,” jawabnya ketika ditanya soal badan Seno yang tampak ringkih.

Seno sempat mengaku kecelakaan yang menimpanya seakan memupus harapannya akan bagaiamana menghidupi keluarga. “Ya, dak ada lagi harapan, mau bagaimana lagi,” ujar pria yang mengaku sempat shock setelah diamputasi tersebut. Bagaimana ia akan bekerja, ia pun masih belum mempunyai gambaran. Begitu juga dengan sang istri.

“Ya, kalau perempuan bertani itu gimana ya, apalagi kan sudah tidak boleh (bertani di areal bandara),” terang Pasri yang berdiri di ujung ranjang. Kedua suami-istri itu kini hanya berharap agar kesembuhan segera datang kepada Seno. Terlebih Rahmat, anak semata wayang mereka, masih belum bisa berjalan akibat kecelakaan itu.

Selama “ngekos” di rumah sakit, Pasri nyaris tak pernah pulang ke rumah. Akibatnya ia mencuci pakaian di rumah sakit. Ia menjemurnya di besi-besi yang ada di kolong ranjang suaminya. Memang koran ini mendapati sejumlah pakaian menggantung di kolong ranjang Seno. Didominasi pakaian si Rahmat. “Kalau makan keluarga ada yang mengantar,” katanya lagi.

Pasri mengaku, soal biaya ia sudah merasa aman. Kata perawat, memang sudah ditanggung pihak Sriwijaya. “Bahkan kemarin, sebelum Lebaran, orang Sriwijaya Air datang memberi sembako,” cerita perempuan yang berasal dari Pati, Jawa Tengah, tersebut.

Cerita lain juga dibeberkan pasangan suami-istri tersebut. Gencarnya pemberitaan media akan kecelakaan pesawat yang mengangkut 125 penumpang itu ternyata membawa saudara kandung Seno menjenguknya. “Mereka lihat di televisi, korbanya Seno. Setelah dicek ternyata saya, saudaranya,” tutur Seno dari tempat tidurnya. Singkat cerita, ketiga saudaranya itu bertolak ke Jambi dengan menumpang pesawat Sriwijaya Air, gratis.

Derai air mata tak terbendung ketika keluarga dari Solo itu berkumpul. Menurut Seno, mereka sekitar hari ke-15 baru di Jambi. Hanya saja, meskipun tiga saudaranya sudah melihat kondisinya, ibu Seno hingga kini belum mengetahui kondisi anaknya tersebut. “Ibu saya sudah tua, sudah 95 tahun, tapi masih sehat. Beliau tidak tahu kalau kondisi saya seperti ini,” ujarnya. (*)

Tinggalkan komentar